Senin, 06 Juni 2011
Iklan AXIS dan kondisi bangsa ini....
Teman-teman pasti tau ya, iklan kartu GSM AXIS yang temanya menyambut bulan puasa. Digambarkan seorang dewasa yang merebut permen milik anak kecil dan harus berlari menangis karena permennya 'lenyap' dimangsa angkara, kemudian datang Pak Haji yang menasehati orang tersebut dan menunjukkan keadaan anak kecil yang dengan mimik senang menjilat daun, memimpikan serasa menjilat permennya yang telah dirampas.
Mungkin, inilah yang sedang terjadi di negeri ini. Para penguasa dengan segala kekuatannya entah itu materi dan kuasanya. Para pejabat, penegak hukum, wakil rakyat, tokoh parpol dan pengusaha-pengusaha hitam laksana orang dewasa yang merebut permen. Tamak dan serakah. Merampas dengan paksa, membiarkan rakyat sengsara. Uang diobral untuk melanggengkan kursi masing-masing, sementara di depan mata jutaan rakyat sahaya mengais tong sampah hanya untuk makan. Jangankan sekolah atau ke dokter saat sakit. Bisa makan dua kali dengan makanan layak saja sudah bagai di surga bagi mereka. Mereka inilah anak kecil yang dipaksa bahagia menjilat daun dan dipaksa membayangkan itu adalah sebuah permen.
Kasus lumpur di Sidoarjo (yang sedikit banyak direkayasa menjadi bencana alam, bandingkan dengan kasus British Petroleum/BP di Teluk Mexico yang tuntas hanya dalam waktu 3 bulan dan diakui sebagai kelalaian), kasus Century, kasus rekening babi perwira Polri, kasus ledakan tabung gas, dan sejuta kasus besar lainnya yang terjadi di daerah termasuk pemimpin daerah yang banyak terlibat kasus korupsi namun dianggap kesalahan prosedur).
Sementara, rakyat dipaksa menikmati langkanya minyak tanah dan ancaman melambungnya harga BBM, naiknya TDL, naiknya TOL, harga bahan pangan dan sayur yang melonjak dan dipaksa harus bergembira dengan bumbu video porno artis, meributkan status infoTAImen dan hiburan Piala Dunia yang sekejap.
Sementara, generasi bangsa dipupuk untuk menjadi penipu, penjilat dan tunas koruptor. Deklarasi Anak dilarang dibacakan, namun dipaksa mengerti anti ponografi, go green, dll. Masuk PTN favorit dengan cara-cara kotor....sekali lagi pendidikan di negeri ini hanya akan menjadi milik siapa ?
Ini sekedar OPINI, dari bangsa semut yang teriakannya tak kan mampu di dengar oleh gajah....
(Saya tulis pada 25 Juli 2010 di NOTE Facebook dan saya pikir masih relevan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar